Selasa, 30 Desember 2014

Laporan Praktikum Parasitologi


Tugas Individu
NEMATODA DAN ENTOMOLOGI
( Laporan Praktikum Mata Kuliah Parasitologi)
Disusun oleh :
Nama               : Qori A’yuna                         
NPM               : 1211060026
Kelas/Semester : Biologi A/V
Dosen              : Suharno Zen, S.Si, M.Sc


Description: IAIN.jpeg
 







PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2014


BAB I
PENDAHULUAN
Parasit adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup (organisme) yang hidupnya menumpang (bergantung) pada makhluk hidup lainnya. Organisme yang menumpang itu disebut parasit. Organisme yang ditumpangi biasanya lebih besar daripada parasit itu sendiri, disebut host atau hospes atau tuan rumah, yang member makanan dan perlindungan secara fisik kepada parasit.
Nematoda (cacing bulat) mempunyai bentuk bulat panjang dan tidak bersegmen. Mempunyai jenis kelamin jantan dan betina. Cacing jantan leih kecil daripada yang betina dan melengkung kearah ventral. Ukurannya bervariasi dari beberapa millimeter (misalnya: Trychinella spiralis) sampai 35 (tiga puluh lima) cm (misalnya: Ascaris lumbricoides) bahkan ada yang mendekati 1 (satu) meter (misalnya : Dracunculus medinensis). Bentuk telurnya bermacam-macam bergantung jenis cacingnya. Morfologi dan daur hidupnya beragam; ada yang panjangnya beberapa millimeter dan ada pula yang melebihi satu meter. Cacing ini mempunyai kepala, ekor, dinding, dan rongga badan dan alat-alat gerak lain yang agak lengkap. Biasanya system pencernaan, ekskresi dan reproduksi terpisah.
 Pada umumnya cacing bertelur, tetapi ada juga yang vivipar dan yang berkembang biak secara parthenogenesis. Cacing dewasa tidak bertambah banyak di dalam badan manusia. Seekor cacing betina dapat mengeluarkan telur atau larva sebanyak 20 sampai 200.000 butir sehari. Telur atau larva ini dikeluarkan dari badan hospes dengan tinja. Larva biasanya mengalami pertumbuhan dengan pergantian kulit. Bentuk infektif dapat memasuki badan manusia dengan berbagai cara; ada yang masuk secara aktif, ada pula yang tertelan atau dimasukkan oleh vector melalui gigitan. Hampir semua nematoda mempunyai daur hidup yang telah diketahui dengan pastit.
Nematoda pada usus antara lain adalah Ascaris lumbricoides,  manusia merupakan satu-satunya hospes Ascaris lumbricoides. Penyakit yang disebakannya disebut askariasis Parasit ini ditemukan kosmopolit. Survey yang dilakukan di Indonesia antara tahun 1970-1980 menunjukkan pada umumnya prevalensi 70% atau lebih. Cacing jantan berukuran 10-30 cm, ekor melingkar, berspikula, sedangkan betina 22-35 cm, ring kopulasi pada 1/3 badan anterior, ekor berujung lancip. Menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi telurnya. Telur yang dibuahi, besarnya kurang lebih 60 x 45 mikron dan yang tidak dibuahi 90 x 40 mikron, dinding dalam : hialin tipis, dinding luar: albuminoid kasar berwarna kuning tengguli. Berisi granula – granula kasar.
 Larvanya menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru. Larva di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk rongga alveolus, kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva ini menuju ke faring, sehingga menimbulkan rangsangan pada faring. Penderita batuk karena rangsangan ini dan larva akan tertelan ke dalam esophagus, lalu menuju ke usus halus. Di usus halus larva beubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperluka waktu kurang lebih 2 bulan.
Trichuris trichiura manusia merupakan hospes cacing ini. Penyakit yang disebabkannya disebut trikuriasis Cacing ini bersifat kosmopolit; terutama ditemukan di daerah panas dan lembab, seperti di Indonesia Cacing betina panjangnya kira-kira 5 cm, ekor lurus berujung tumpul. sedangkan cacing jantan kira-kira 4 cm, ekor melingkar. Cacing dewasa bentuk seperti cambuk 3/5 again anterior halus, 2/5 bagian posterior gemuk.
 Cacing dewasa hidup di kolon ascendens dan sekum dengan bagian anteriornya yang seperti cambuk masuk ke dalam mukosa usus. Seekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur setiap hari antara 3000 – 10.000 butir. Telur berukuran 50 – 54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar berwarna kekuning-kuningan dan bagian dalamnya jernih. Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur tersebut menjadi matang dalam waktu 3 sampai 6 minggu dlam lingkungan yang sesuai, yaitu pada tanah yang lembab dan tempat yang teduh. Telur matang ialah telur yang berisi larva dan merupakan bentuk infektif. Cara infeksi langsung bila secara kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur dan masuk kedalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum. Jadi cacing ini tidak mempunyai siklus paru. Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa betina meletakkan telur kira-kira 30 – 90 hari.
Necator americanus parasit ini diberi nama ”cacing tambang” karena pada zaman dahulu cacing ini ditemukan di Eropa pada pekerja pertambangan, yang belum mempunyai fasilitas sanitasi yang memadai. Hospes parasit ini adalah manusia; cacing ini menyebabkan nekatoriasis dan ankilostomiasis. Penyebaran cacing ini di seluruh daerah khatulistiwa dan ditempat lain dengan keadaan yang sesuai, misalnya di daerah pertambangan dan perkebunan. Prevalensi di Indonesia tinggi, terutama di daerah pedesaan, sekitar 40%. Cacing dewasa hidup di rongga usus halus, dengan mulut yang besar melekat pada mukosa dinding usus. Cacing betina Necator americanus tiap hari mengeluarkan telur kira-kira 9000 butir. Cacing betina berukuran ± 1 cm, cacing jantan ± 0,8 cm.
Bentuk badan Necator americanus menyerupai huruf S, memiliki benda kitin, cacing jantan mempunyai bursa kopulatriks sedangkan Ancylostoma duodenale kira-kira mengeluarkan 10.000 butir telur, cacing betina berukuran 10 – 30 mm, cacing jantan 8 – 11 mm, mulutnya mempunyai 2 (dua) pasang gigi. Telur dikeluarkan dengan tinja dan setelah menetas dalam waktu 1 – 1,5 hari, keluarlah larva rabditiform. Dalam waktu kira-kira 3 hari larva rabditiform tumbuh menjadi larva filariform, yang dapat menembus kulit dan dapat hidup selama 7 – 8 minggu di tanah. Telur cacing tambang yang besarnya kira-kira 60 x 40 mikron, berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Di dalamnyaterdapat beberapa sel.
 Enterobius vermicularis telah diketahui sejak dahulu dan telah banyak dilakukan penelitian mengenai biologi, epidemiologi dan gejala klinisnya. Manusia adalah satu-satunya hospes dan penyakitnya disebut enterobiasis atau oksiuriasis. Parasit ini kosmopolit tetapi lebih banyak ditemukan di daerah dingin daripada di daerah panas. Hal ini mungkin disebabkan karena pada umumnya orang di daerah dingin jarang mandi dan mengganti baju dalam. Penyebaran cacing ini juga ditunjang oleh eratnya hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya serta lingkungannya yang sesuai.
Cacing betina berukuran 8 – 13 mm x 0,4 mm. pada ujung anteriornya ada pelebaran kutikulum seperti sayap yang disebut alae. Bulbus esophagus jelas sekali, ekornya panjang dan runcing. Uterus cacing yang gravid melebar dan penuh dengan telur. Cacing jantan berukuran 2 – 5 mm, juga mempunyai sayap dan ekornya melingkar sehingga bentuknya seperti tanda Tanya (?),  spikulum pada ekor jarang ditemukan. Habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum. Makanannya adalah isi dari usus. Cacing betina yang gravid mengandung 11.000 – 15.000 butir telur, bermigrasi ke daerah perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur-telur jarang dikeluarkan di usus, sehingga jarang ditemukan di dalam tinja. Telur berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetrik). Dinding telur bening dan agak lebih tebal dari dinding telur cacing tambang. Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah dikeluarkan, pada suhu badan. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin.
Wuchereria bancrofti Parasit ini tersebar luas di daerah yang beriklim tropis di seluruh di dunia dan terdapat di Indonesia. Wuchereria bancrofti berukuran 80 – 100 mm pada cacing betinanya, sedangkan cacing jantannya berukuran 30 – 40 mm, sedangkan cacing jantan panjangnya 22 -23 mm. Wuchereria sp. Dalam siklus hidupnya memerlukan serangga (insect) sebagai host intermediate-nya. Cacing dewasa yang hidup di saluran getah bening, setelah kawin akan menghasilkan microfilaria (180 – 290 mikron) yang masuk kedalam aliran darah.
Microfilaria ini akan masuk kedalam tubuh nyamuk, ketika nyamuk mengisap darah manusia dan berkembang lebih lanjut. Kemudian menembus dinding usus nyamuk dan berkumpul pada kelenjar ludah nyamuk. Bila nyamuk ini mengisap darah manusia lain, maka terjadi penulara. Microfilaria ini akan masuk ke pembuluh lympha dan tumbuh menjadi cacing dewasa. Nyamuk yang bertindak sebagai vector penyakit merangkap host intermediate-nya antara lain Culex fatigans, Aedes aegypti, Anopheles gambiae, Anopheles punctulatus, Anopheles farauti, dan Anopheles sundaicus. Brugia malayi dan Brugia timori
Brugia malayi dibagi dalam dua varian: yang hidup pada manusia dan yang hidup pada manusia dan hewan, misalnya kucing, kera dan lain-lain. Penyakit yang disebabkan oleh Brugia malayi disebut filariasis malayi penyakit tersebut kadang-kadang disebut sebagai filariasis brugia. Cacing dewasa jantan dan betina hidup disaluran dan pembuluh limfe. Bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih susu. Yang betina berukuran 55 mm x 0,16 mm dan yang jantan 22 – 33 mm x 0,09 mm. Cacing betina mengeluarkan microfilaria yang bersarung. Ukuran microfilaria Brugia malayi adalah 200 – 260 mikron x 8 mikron Periodisitas microfilaria Brugia malayi adalah periodic nokturna, subperiodek nokturna.
Taenia sp contohnya Taenia saginata  adalah merupakan cacing pita sapi dan penyebarannya geografinya diseluruh dunia (Cosmopolitant) terutama pada negara-negara yang konsumsi daging sapinya besar. Nama penyakit yang disebabkan oleh Taenia saginata disebut Taeniasis saginata. Morfologi Panjang 5-10 meter hingga dapat mencapai 12 meter; Jumlah proglotis (segmen) 1000-2000 segmen. Skolek terbentuk globular yang mempuyai ukuran 1-2 mm, mempunyai 4 batil hisap, tidak mempunyai kait. Siklus Hidup difinitif Host adalah manusia, Intermediate Host adalah sapi, yang infeksi terhadap manusia adalah bentuk larvanya yang disebut Sistiserkosis Bovis, sistiserkosis adalah keadaan dimana sapi mengandung sistiserkus, sistiserkosisbovis terletak pada jaringan ikat otor bergaris, sistiserkus ini dapat mengalami pengapuran, tetapi masih infeksius. Perlu diingat bahwa telur Taenia saginata pada umumnya tidak ifeksiusterhadap manusia, makanan cacing dewasa adalah sari-sari makanan dari manusia.
Plasmodium Falciparum, Plasmodium vivax, ditemukan pertama kali oleh Laveran. Sepuluh tahun kemudian Plasmodium vivax ditemukan oleh Grassi Dan Feletti. Sedangkan Plasmodium Falciparum ditemukan pada tahun 1897 oleh Welch. Plasmadium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana dengan gejala demam (masa sporulasi) selang waktu 48 jam. Malaria merupakan penyakit endemik dilebih dari 100 negara di Afrika, Asia, Oceania dan Amerika.
Beberapa spesies Plasmodium seperti misalnya yang menginfeksi burung, kera,dan mamalia lain mempunyai siklus hidup yang mirip dengan spesies yang menginfeksi manusia. Sporozoa ini pada umumnya dapat dikatakan memiliki 2 siklus hidup yaitu siklus aseksual atau schizogoni yang terjadi di tubuh intermediate host dan siklus seksual atau sporogoni yang terjadi di tubuh nyamuk.
a)      Schizogoni
Siklus hidup yang tgerjadi pada manusia secara garis besar di bedakan menjadi 2 tahap yaitu tahap dalam sel hati atau tahap ekstra eritrositer dan tahap dalam eritrosit atau tahap eritrositer.
1)       Tahap eksta eritrositer
Tahap ini terjadi dalam sel hati. Tahap ini dimulai dengan masuknya sporozoite ke dalam pembuluh darah kapiler manusia melalui proboscis nyamuk. Dalam waktu satu jam setelah masuk ke dalam peredaran darah, sporozoite memasuki sel sel (hepatocyte). Didalam sel hati sporozoite ini berubah bentuk menjadi bulat dan disebut schizont. Pada saat ini dimulailah tahap ekstra eritrositer atau extra erytrocytic schizogony yang sering pula disebut sebagai primary eritrocytic schizogony. Pada saat terjadi schizogony, nampak schizogoni membesar di ikuti dengan pembelahan sel,nukleus dan sitoplasmanya. Dengan demikian dari satu schizont dapat terbentuk beribu-ribu merozoite. Dengan terbentuknya merozoite tadi maka hepatocite ikut pula membesar ,terkadang sampai 60 mikron,dan akhirnya sel hati tadi pecah. Pecahnya hepatocite tadi di iringi dengan keluarnya merozoite dari sel hati. Jumlah merozoite yang keluar dari sel hati tergantung dari spesies plasmodium.
Pada beberapa spesies seperti plasmodium vivax dan plasmodium ovale merozoite yang keluar dari sel hati dapat menginfeksi sel hati yang lain di samping ada pula yang menfinfeksi eritrosit. Merozoite yang menginfeksi sel hati lagi ini kemudian dinamakan hyponozoite dan terjadi dalam suatu siklus yang dinamakan secondary exo eritrocytic. Kejadian ini rupanya tidak pernah ditemukan pada Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae. Hypnozoite pada Plasmodium vivax dapat hidup sampai 5 tahun, sedangkan hypnozoite Plasmodium ovale hidup antara 3- 5 tahun, keadaan ini dapat menimbulkan kejadian yang dinamakan relapse.
2)      Tahap Eritrositer
Dengan keluarnya merozoite dari sel hati, dimulailah tahap eritrositer, karena merozoite mulai menginfeksi eritrosit. Pada tahap eritrositer ini dikenal beberapa stadia parasit seperti trophozoite muda, trophozoite tua, schizont  muda dan  schizont tua.
Selama tahap eritrositer, merozoite secara aktif memasuki eritrosit. Jenis eritrosit yang disukai protozoa ini tergantung dari spesiesnya, misalnya plasmodium vivax lebih menyukai retikulosit, plasmodium falciparum menyukai semua stadia pertumbuhan eritrosit, sedangkan plasmodium malariae hanya menyukai eritrosit yang telah tua. Di dalam eritrosit ini merozoite menjadi bervakuola. Vakuola tadi makin lama makin besar hingga terbentuk bangunan seperti cincin atau ring form dan amoeboid form. Bentuk seperti cincin atau amoeboid tadi adalah stadium trophozoite muda dari plasmodium spp. Trophozoite muda ini tumbuh terus menjadi trophozoite tua yang ditandai dengan pembesaran nucleus dan mulai nampak adanya pembelahan nucleus tersebut. Setelah 2-3 generasi tahap eritrositer biasanya terjadi gametogenesis. Dalam hal ini beberapa merozoit tidak lagi menjadi tropozoit melainkan berdeferensiasi gametocyte jantan atau mikrogametocyte dan gametocyte betina atau makro gametocyte.
3)      Sporogoni
Siklus sporogoni atau siklus seksual terjadi di tubuh nyamuk. Pada siklus ini gametocyte yang terbentuk dalam eritrosit manusia ikut terhisap oleh nyamuk pada saat menghisap darah manusia. Dalam waktu 15 menit mikrogametocyte yang terhisap bersama eritrosit tadi keluar dari eritrosit dan berubah menjadi 6-8 mikrogamet yang berbentuk seperti cambuk dan bergerak aktif . proses ini dinamakan eksplagelasi. Makrogametosit yang ikut terhisap oleh nyamuk akan berdiferensiasi menjadi makrogamet yang memiliki nukleus yang besar terletak di dinding sel.
Umur rata-rata gametosit dalam tubuh manusia adalah 8-20 hari. Perlu dicatat bahwa gametosit yang umurnya terlalu tua yang ikut terhisap oleh nyamuk,tidak akan berkembang dalam tubuh nyamuk. Oleh karena itu gametosit tua yang di hisap nyamuk hanya memiliki kesempatan kecil untuk berubah menjadi mikrogamet dan dapat ikut serta dalam pembuahan. Peristiwa ini memiliki makna penting dalam transmisi malaria,karena transmisi malaria sangat tergantung pada usia gametocyte yang terhisap oleh nyamuk atau dengan kata lain komunicable period dari penyakit malaria antara 8-20 hari.
Entamoeba histolytica adalah anaerobik parasit protozoa , bagian dari genus Entamoeba. Terutama menginfeksi manusia dan primata lainnya, E. histolytica diperkirakan menginfeksi sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Banyak buku teks yang lebih tua menyatakan bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi, tetapi angka-angka ini mendahului pengakuan bahwa setidaknya 90% dari infeksi ini disebabkan oleh spesies kedua, E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing dapat terinfeksi transiently, tetapi tidak berpikir untuk memberikan kontribusi yang signifikan untuk transmisi. Hanya ada di host dan di tinja longgar segar; kista bertahan hidup di luar tuan rumah di air, tanah dan pada makanan, terutama dalam kondisi lembab pada kedua. Kista dapat segera dibunuh dengan panas dan suhu beku, dan bertahan hanya beberapa bulan di luar tuan rumah. Ketika kista ditelan mereka menyebabkan infeksi oleh excysting (melepaskan tahap trofozoit) dalam saluran pencernaan.
Toxoplasma gondii ditemukan pertamakali pada tahun 1908 didalam jaringan seekor hewan sebangsa tikus yang dinakan gondi, namun baru pada tahun 1970 siklus hidupnya ditemukan. Ada sementara ahli yang memasukkan spesies ini kedalam sub kelas Coccidia . Toxoplasma gondii berasal dari kata toxon dan gondi. Kata toxon berarti berbentuk bulan sabit sedangkan gondii adalah sejenis hewan pengerat yang hidup di tunisia. Protozoa ini dianggap paling sering menginfeksi manusia tetapi jarang menimbulkan penyakit. Penyakit yang ditimbulkan dinamakan Toxoplasmosis.
Toxoplasma gondii  merupakan protozoa kosmopolitan yang ditemukan hanpir diseluruh bumi kecuali didaerah yang sangat dingin seperti dikutup dan didaerah yang sangat kering seperti di padang pasir. Banyak daerah melaporkan prevalensi yang tinggi  pada kucing, burung, dan beberapa mamalia lain termasuk manusia. Toxoplasma gondii merupakan protozoa yang memiliki siklus hidup paling kompleks. Siklus seksualnya terjadi di tubuh definitif host (bangsa kucing) dan siklus aseksualnya di intermediate host seperti misalnya tikus, mamalia lain, burung dan manusia. 
Trophozoite Toxoplasma gondii biasanya terdapat bebas dijaringan atau terdapat intraseluler. Trophozoite yang terdapat ekstraseluler berbentuk oval seperti pisang berukuran panjang 4-7 mikron, dan lebar 2-4 mikron. Ujung depan bentuk pisang tadi agak meruncing sedangkan ujung belakangnya tumpul. Nucluesnya bulat terletak didekat ujung belakang yang tumpul. Trophozoite yang intraseluler bentuknya mirip dengan yang ekstraseluler namun agak lebih kecil ukurannya dan lebih bulat bentuknya.
Trichomonas vaginalis pertama kali ditemukan donne 1836 namun saat ini belum diketahui sebagai penyebab penyakit. Sekelompok dengan Trichomonas vaginalis dikenal dua spesies lain yang juga dapat menginfeksi manusia walaupun tidak patogen. Kedua spesies yang lain adalah trichoman tenax yang berhabitat di gusi, dan tonsil dan karang gigi serta Trichomonas hominis yang sering ditemukan di daerah coecum. Trichomonas vaginalis merupakan satu-satunya yang patogen bagi manusia dan berhabitat di daerah vagina pada wanita dan kelenjar prostat pada pria. Trichomonas vaginalis dianggap sebagai penyakit menular seksual (PMS) penderita disebut Trichomoniasis, karena penularan dari satu orang ke orang lain utamanya melalui hubungan seksual dan jarang ditemukan pada anak-anak, dan wanita yang telah menopause. Protozoa ini juga terdapat di seluruh dunia. Prevalensinya berbeda-beda di seluruh dunia tergantung pada masyarakat di negara yang bersangkutan.
Seperti protozoa terdahulu, siklus hidup Trichomonas vaginalis juga sederhana. Infeksi dengan protozoa ini terutama melalui hubungan seksual baik pada pria maupun wanita. Trophozoite yang masuk ke alat reproduksi manusia akan bergabung dengan epitel vagina, cervik uteri dan urethra pada wanita atau urethra dan kelenjar prostat pada pria. Di epitel organ-organ tersebut protozoa ini berkembang biak dan berpindah ke orang lain melalui hubungan seksual berikutnya. Trichomonas sp. hanya memiliki satu bentuk saja yaitu bentuk trophozoite, tidak di kenal adanya bentuk cyste. Ukuran trophozoitenya berbeda-beda tergantung pada spesiesnya, misalnya trophozoite Trichomonas vaginalis mempunyai ukuran terbesar dibandingkan dua spesies lainya yaitu 7 – 23 µ. Trophozoite flagellata ini berbentuk seperti buah pear dari bentuk oval sampai piriformis dan memiliki satu nukleus saja.
Gejala utama pada wanita yang terinfeksi Thrichomonas vaginalis adalah keluarnya sekret dari vagina berwarna putih kuning disertai perasaan panas dan gatal yang dikeluhkan penderita sebagai “keputihan”. Gejala ini dapat berlanjut menjadi cervicitis, urethritis yang lebih parah lagi bila mencapai saluran kemih bagian atas dan menimbulkan nephritis, gejala-gejala tersebut terkadang akan berhenti dengan sendirinya setelah 14-21 hari kemudian menjadi asimptomatis, namun bukan berarti flagellatanya telah mati.Gejala pada pria sering tidak menunjukkan gejala walaupun protozoa ini menyerang kelenjar prostat dan vesicula seminalis. Biasanya infeksi ini dapat sembuh sendirinya.
Anopheles sp adalah nyamuk vektor penyakit malaria. Di dunia kurang lebih terdapat 460 spesies yang sudah dikenali, 100 diantaranya mepunyai kemampuan menularkan malaria dan 30-40 merupakan host dari parasite Plasmodium yang merupakan penyebab malaria di daerah endemis penyakit malaria. Di Indonesia sendiri, terdapat 25 spesies nyamuk Anopheles yang mampu menularkan penyakit Malaria. Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup , yang termasuk dalam metamorfosa sempurna. Yang berarti dalam siklus hidupnya terdapat stage/fase pupa. Lama siklus hidup dipengaruhi kondisi lingkungan, misal : suhu, adanya zat kimia/biologisdi tempat hidup. Siklus hidup nyamuk Anopheles secara umum adalah:
Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-200 buah telur. Telur langsung diletakkan di air dan terpisah (tidak bergabung menjadi satu). Telur ini menetas dalam 2-3 hari (pada daerah beriklim dingin bisa menetas dalam 2-3 minggu). Larva terbagi dalam 4 instar , dan salah satu ciri khas yang membedakan dengan larva nyamuk yang lain adalah posisi larva saat istirahat adalah sejajar di dengan permukaan perairan, karena mereka tidak mempunyai siphon (alat bantu pernafasan). Lama hidup kurang lebih 7 hari, dan hidup dengan memakan algae,bakteri dan mikroorganisme lainnya yang terdapat dipermukaan. Bentuk fase pupa adalah seperti koma, dan setelah beberapa hari pada bagian dorsal terbelah sebagai tempat keluar nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk menghisap darah atau makanan lainnya (misal, nektar atau cairan lainnya sebagai sumber gula). Nyamuk jantan bisa hidup sampai dengan seminggu, sedangkan nyamuk betina bisa mencapai sebulan. Perkawinan terjadi setelah beberapa hari setelah menetas dan kebanyakan perkawinan terjadi disekitar rawa (breeding place).
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengueA. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengueAaegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.

     Telur Aedes aegypti berukuran 0,5 – 0,8 mm, berwarna hitam, bulat panjang dan berbentuk oval. Di alam bebas, telur nyamuk terdapat pada air dan menempel pada dinding wadah atau tempat perindukan nyamuk sejauh kurang lebih 2,5 cm. Setiap kali bertelur nyamuk betina mengeluarkan telur sebanyak 100 butir perhari apabila berada pada tempat yang kering (tanpa air). Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu- bulu sederhana yang tersusun bilateral simetris. Jentik ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami empat kali pergantian kulit (tingkatan) yang biasa disebut instar dan terdiri dari instar I, II, III, IV. Jentik instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1 – 2 mm, duri- duri (spinae) pada dada (thorax) belum begitu jelas, dan corong pernafasan (siphon) belum menghitam. Jentik instar II bertambah besar, ukuraan 2,5 – 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan corong pernafasan sudah berwarna hitam. Jentik instar IV telah lengkap struktur anatominya dan jelas tubuh dapat dibagi menjadi bagian kepala (chepal), dada (thorax),dan perut (abdomen).

        Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk- pengisap (piercing- sucking) dan termasuk lebih menyukai manusia (anthropophagus), sedangkan nyamuk hjantan bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus). Nyamuk betina mempunyai antena tipe pilose. Perut terdiri dari 8 ruas dan pada ruas- ruas tersebut terdapat bintik- bintik putih.Waktu istirahat posisi nyamuk Aedes aegypti ini tubuhnya sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapinya.

Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering.Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva.Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya.Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.
    








BAB II
2.1 Latar Belakang
Nematoda mempunyai jumlah species yang terbesar di antara cacing-cacing yang hidup sebagai parasit. Cacing-cacing ini berbeda-beda dalam habitat, daur hidup dan hubungan hospes-parasit (host-parasite relationship). Morfologi dan daur hidupnya beragam; ada yang panjangnya beberapa millimeter dan ada pula yang melebihi satu meter. Cacing ini mempunyai kepala, ekor, dinding, dan rongga badan dan alat-alat gerak lain yang agak lengkap. Biasanya system pencernaan, ekskresi dan reproduksi terpisah. Pada umumnya cacing bertelur, tetapi ada juga yang vivipar dan yang berkembang biak secara parthenogenesis.
Entomologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang vector yang disebabkan oleh anthropoda. Anthropoda mempunyai 4 tanda morfologi yang jelas, yaitu badan beruas-ruas, umbai-umbai, eksoskelet, dan bentuk badan simetris bilateral. Pertumbuhan anthropoda dipengaruhi hormone juvenile yang dikeluarkan oleh kelenjar korpora alata. Selama pertumbuhannya serangga mengalami perubahan bentuk yang disebut dengan metamorforsis. Menurut besarnya anthropoda dikelompokan sebagai berikut: anthropoda yang menularkan penyakit, anthropoda yang menyebabkan penyakit, anthropoda yang menimbulkan kelainan Karen toksin yang dikeluarkan, dan anthropoda yang menimbulkan entomofobia.
Dalam prektikum ini mengamati berbgai preparat dari filum nematode dan entomplogi yaitu antara lain : Ascaris lumbricoides, Trichuris trichura, Enterobius vermicularis, Necator amiricanus, Taenia sp, Wuchereria banrofti, dan Brugia malayi. Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Entamoeba histolitica, Toxcoplasma gondii, Anopheles dan Aedes.




2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum pada filum Nematoda dan  Entomologi ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui apa yang dimaksud nematoda
2.      Klasifikasi nematoda
3.      Penyakit yang disebabkan dari filum nematoda
4.      Mengetahui pengertian Entomologi
5.      Mengetahui masing-masing dari klasifikasi Entomologi
















BAB III
METODE

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini hanya mengamati preparat dari berbagai jenis dari filum Entamologi kemudia menggambarkan dari berbagai filum tersebut
















BAB IV
4.1  Hasil Pengamatan Nematoda Dan Entomologi
1.      Anopheles sp.
Description: G:\anopheles sp.jpg
2.      Aedes aegypti
Description: G:\aedes agepty.jpg
3.      Larva Anopheles sp
Description: G:\larva anopheles.jpg
4.      Makrogamet Plasmodium palciparum
Description: G:\plasmodium falciparum.jpg
5.      Telur Anopheles sp.

Description: E:\telur anopheles.jpg

6.      Telur Aedes aegypti
Description: E:\telur aides.jpg
7.      Tropozoit Toxoplasma godii
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxdARSyrK3x9kWF4ZqYlNmMoyAb3mBxJPkjhp05Ly6AngaE2n7Ygt2fqukPoEMVjqggP5stgtsdQaCYpoZ6PjUWN0DDnnN_1dDICV7AIlKJ8w7wgaqwwwhYhDz0ZMizbFeartdAtfR_mk/s1600/Presentation1.jpg
8.      Trichomonas vaginalis
Description: G:\trikomonas vaginalis.jpg

9.      Ascaris lumbrioides
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuwNr5FjxoX8s4L33fB26YeK_ekufDa9-siqIjOgElbioOtmp2ZYaKT_vKYJ7tIC07izcVops-Cb_4L6CDPs2niEjV3jMaXpzA_ARDI8_DUZeUCssGR5ZZTOd2TDA9nMZ2iFuCnY5IWVPJ/s1600/Brugia2.jpg

10.  Trichuris trichiura
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih52LhK6ct3ixHDBBUA-_F_fOxhSYZC-rTmSi1nNzPUCJ2A9kXxcjHJ1r34-8Et0i9vrHMGNu4LHqrILJZQFn-t-0uTOUu4lS8fy2u_jTcjN9twPjf1NxFPbGUYL9imafxv0DxCanclmA/s1600/Trichuris+trichiura.JPEG

11.  Kista Entamoeba histolytica
Description: G:\entamoeba.jpg

12.  Description: Berkas:Hookworms.JPGCacing dewasa cacing tambang dan telurnya
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnmvkcpUmaxrUtkwENqTW32V0425Vp0nxrvzKxpU2pDgNXqBrP4CUxgxeFYybk4Jaj7ax8HhwujYEqM3vNuG_BBBbkg5FTf-DjJDOBjLtMlsG-WbEBGE1LRMpkdq517sDXh0zO14BkMck/s1600/telur+cacing+tambang.jpg                       











13.  Telur dan cacing dewasa Enterobius vermicularis
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcO4Kor5oiB43ycwKIy2cWC0fIvhk6gK4dn0tYBKMOhbaF6ybG2SrQSqNikfLitjBy-ksDP9Icc2M_8LSvChaofgowzYZ__PdW44pNPCax2C9GRkcXqwkI7R5oF3MxeK7F3sYQiSeppkj5/s1600/ascaris.jpg  Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyqNxn_i_9owTnjIzYFf98cdmUVakrJC-EuaOY8oyM8EvDE_RtjJsYtpBU8P1cg3zVlfQedwVQ9a1539FOR0hzqDNxzEVMc7lZyiGY5QyNDqpRgjvULDvqjOL2oDm-KFHPjlJBcAUKtYT9/s1600/enterbious+vermicularis.jpg

14.  Telur Taenia sp.

Description: http://dc430.4shared.com/img/sDdFFwjx/1358615c4a0/Ovo_de_Taenia_sp

15.  Mikrofilaria Brugia malayi

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0ml4evE8UhCMeUEbkGRlt-K9cZobzp_aeMf2n5emTWBrxja85dH64dKUzETsXp1L7M0JD675yqBFQ061fadnOmQsMv7tPT2B97Sf_y1-Q2BbjNJsC4va3gbJhGu1xV3YJalTpAqsSyx1f/s1600/we.jpg


16.  Mikrofilaria Wuchereria brancofti
Description: D:\KULIAH BIOLOGI A\SEMESTER 5\Parasitologi\GAMBAR CACING\W. BRANCROFTI.jpg


4.2  Deskripsi dan Klasifikasi
1.      Ascaris lumbricoides
Telur ascaris yang infektif tertelan manusia dan mencapai duodenum, di sini telur menjadi larva. perjalanan cacing hingga menjadi dewasa ± 3 bulan.
Klasifikasi
Kingdom   : Animalia
Filum  : Nemathelminthes
Kelas  : Nematoda
Subkelas  : Phasmida
Ordo  : Rhabdidata
Subordo  : Ascaridata
Family  : Ascarididae
Genus  : Ascaris
Spesies  : Ascaris lumbricoides
2.      Trichuris trichiura
Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, yang memiliki bentuk seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar berwarna kekuning-kuningan dengan bagian dalamnya yang jernih. Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes dari tinja hospes. Telur akan menjadi matang setelah 3 – 6 minggu pada kondisi lingkungan yang sesuai pada tanah dan lembab serta daerah yang teduh. Telur yang matang merupakan telur yang didalamnya berisi larva dan merupakan bentuk infektifnya. Cara infektif langsung hanya bila secara kebetulan hospes tertelan telur matang.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Adenophorea
Ordo : Trichurida
Famili : Trichuridae
Genus : Trichuris
Spesies : Trichuris trichiura
3.      Enterobius vermicularis
Telur berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetrik). Dinding telur bening dan agak lebih tebal dari dinding telur cacing tambang. Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah dikeluarkan, pada suhu badan. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari. Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di sekum. Cacing jantan mati setelah kopulasi dan cacing betina mati setelah bertelur. Infeksi cacing terjadi bila menelan telur matang, atau bila larva dari telur yang menetas di daerah perianal bermigrasi kembali ke usus besar.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Oxyurida
Famili : Oxyuridae
Genus : Enterobius
Spesies : Enterobius vermicularis
4.      Necator amiricanus
Telur spesies ini tidak dapat dibedakan, ukurannya 40 – 60 mikron, bentuk lonjong dengan dinding tipis dan jernih. Ovum dari telur yang baru dikeluarkan tidak bersegmen. Di tanah dengan suhu optimum23oC - 33oC, ovum akan berkembang menjadi 2, 4, dan 8 lobus.
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub kelas : Secernantea
Ordo : Strongylida
Famili : Ancylostomatidae
Genus : Ancylostoma dan Necator 
Spesies : Necator americanus
5.      Taenia sp
Telur Taenia saginata pada umumnya tidak ifeksiusterhadap manusia, makanan cacing dewasa adalah sari-sari makanan dari manusia.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestasoda
Ordo : Cyclophyllidea
Famili : Taeniidae
Genus : Taenia
Spesies : Taenia sp
6.      Cacing dewasa Ascaris umbricoides
Pada cacing Jantan : ujung ekor melengkung kearah ventral , mempunyai sepasang spikula berbentuk sederhana dan silindris sebagai alat kopulasi  dengan ukuran panjang 2 – 3,5 mm & ujung meruncing. Sedangkan Betina : memiliki vulva  yg letakkanya dibagian ventral . Vagina bercabang membentuk pasangan saluran genital  terdiri seminal reseptakum , oviduk ,ovarium dan saluran berkelok kelok menuju bagian posterior  berisi 27 jt telur ( 200.000 / hr bertelur ).
Klasifikasi
Kingdom   : Animalia
Filum  : Nemathelminthes
Kelas  : Nematoda
Subkelas  : Phasmida
Ordo  : Rhabdidata
Subordo  : Ascaridata
Family  : Ascarididae
Genus  : Ascaris
Spesies  : Ascaris lumbricoides
7.      Cacing dewasa Enterobius vermicularis
Cacing betina berukuran 8 – 13 mm x 0,4 mm. pada ujung anteriornya ada pelebaran kutikulum seperti sayap yang disebut alae. Bulbus esophagus jelas sekali, ekornya panjang dan runcing. Uterus cacing yang gravid melebar dan penuh dengan telur. Cacing jantan berukuran 2 – 5 mm, juga mempunyai sayap dan ekornya melingkar sehingga bentuknya seperti tanda Tanya (?),  spikulum pada ekor jarang ditemukan. Habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum. Makanannya adalah isi dari usus. Cacing betina yang gravid mengandung 11.000 – 15.000 butir telur, bermigrasi ke daerah perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Oxyurida
Famili : Oxyuridae
Genus : Enterobius
Spesies : Enterobius vermicularis
8.      Cacing dewasa Necator amiricanus
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus manusia, dengan mulut yang melekat pada mukosa dinding usus. Ancylostoma duodenale ukurannya ebih besar dari Necator americanus. Yang betina ukurannya 10-13 mm x 0,6 mm, yang jantan 8-11 x 0,5 mm, bentuknya menyerupai huruf C, Necator americanus berbentuk huruf S, yang betina 9 – 11 x 0,4 mm dan yang jantan 7 – 9 x 0,3 mm. Rongga mulut A.duodenale mempunyai dua pasang gigi, N.americanus mempunyai sepasang benda kitin. Alat kelamin jantan adalah tunggal yang disebut bursa copalatrix. A.duodenale betina dalam satu hari dapat bertelur 10.000 butir, sedang N.americanus 9.000 butir.
Klasifikasi
Kingdo: Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub kelas : Secernantea
Ordo : Strongylida
Famili : Ancylostomatidae
Genus : Ancylostoma dan Necator 
Spesies : Necator americanus
9.      Wuchereria bancrofti
Cacing dewasa, berwarna putih kekuning-kuningan, lapisan luarnya diliputi kutikula halus, memiliki bentuk silindris sperti benang, kedua tumpuk, bagian anterior membengkak, terdapat mulut berupa lubang sederhana tanpa bibir ataupun alat lainnya, langsung menuju esophagus dengan sebuah rongga bukal tetapi tanpa tonjolan maupun konstriksi sperti randa khas yang terdapat pada beberapa nematoda. 
Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Classis     : Secernentea
Ordo        : Spirurida
Family     : Onchocercidae
Genus      : Wuchereria
Spesies : Wuchereria bancrofti
10.  Brugia malayi
Cacing dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan pembulu limfe. Bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih susu. Yang betina berukuran 55 mm x 0, 16 mm dan yang jantan berukuran 22-23 mm x 0,009 mm. Cacing betina mengeluarkan microfilaria yang bersarung. Ukuran microfilaria Brugia malayi adalah 200-260 mikron x 8 mikron. Perioditas microfilaria Brugia malayi adalah periodic nokturna, superiodik nokturna atau nonperiodik. Brugia malayi yang hidup pada manusia di tularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostris dan yang hidup pada manusia dan hewan ditularkan oleh nyamuk mansonia.
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Spirurida
Famili : Onchocercidae
Genus : Brugia
Spesies : Brugia malayi
11.  Plasmodium falciparum
Perkembangan dapat dilihat dalam hati adalah skizom yang berukuran ± 30 µ pada hari keempat setelah infeksi. Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 bentuk cacing stadium trofosoit muda plasmodium falciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran ±1/6 diameter eritrosit. Pada bentuk cincin dapat dilihat dua butir kromatin; bentuk pinggir (marginal) dan bentuk accole sering ditemukan. Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit (infeksi multipel).
Kingdom : Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species :
Plasmodium falciparum
12.  Plasmodium vivax
Trophozoites matang: Sangat tidak teratur dan halus proses pseudopodial banyak terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (malaria pigmen) atau hematin mungkin berasal dari hemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi. Schizonts (juga disebut meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah normal, sehingga sel darah terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada sekitar enam belas merozoit. Pada gametosit Plasmodium vivax biasanya ditemukan dalam darah perifer pada sekitarakhir minggu pertama parasitemia.
Klasifikasi
Kingdom : Chromalveolata
Filum : Apicomplexa
Kelas Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Famili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies  Plasmodium vivax
13.  Entamoeba histolitica
Tahap trofozoit siap tewas dalam lingkungan dan tidak dapat bertahan hidup melintasi perut asam untuk menyebabkan infeksi, meskipun jika disuntikkan langsung ke dalam hati, seperti yang sering dilakukan pada hewan model penyakit, itu dapat menyebabkan abses hati.  Sifat patogen E. histolytica pertama kali dilaporkan oleh Lösch pada tahun 1875, tapi itu tidak diberikan nama latin sampai Fritz Schaudinn menggambarkannya pada tahun 1903. E. histolytica, seperti namanya (histo - jaringan litik = menghancurkan), adalah patogen , infeksi dapat menyebabkan disentri amuba atau amuba abses hati .
Klasifikasi ilmiah
Domain:  Eukaryota
Filum: Amoebozoa
Kelas: Archamoebae
Order: Amoebida
Genus: Entamoeba
Spesies: Entamoeba histolytica
14.  Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii  merupakan protozoa kosmopolitan yang ditemukan hanpir diseluruh bumi kecuali didaerah yang sangat dingin seperti dikutup dan didaerah yang sangat kering seperti di padang pasir. Banyak daerah melaporkan prevalensi yang tinggi  pada kucing, burung, dan beberapa mamalia lain termasuk manusia. Toxoplasma gondii merupakan protozoa yang memiliki siklus hidup paling kompleks. Siklus seksualnya terjadi di tubuh definitif host (bangsa kucing) dan siklus aseksualnya di intermediate host seperti misalnya tikus, mamalia lain, burung dan manusia.
Klasifikasi
Kingdom                     : Animalia
Filum                           : Apicomplexa
Kelas                           : Sporozoasida
Ordo                            : Eucoccidiorida
Famili                          : Sarcocystidae
Genus                          : Toxoplasma
Spesies                        : Toxoplasma gondii
15.  Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis mempunyai ukuran terbesar dibandingkan dua spesies lainya yaitu 7 – 23 µ. T. vaginalis trofozoit berbentuk oval serta flagellated, atau "pir" berbentuk seperti yang terlihat pada basah-gunung slide. Hal ini sedikit lebih besar dari sel darah putih, berukuran 9 X 7 m. Lima flagela muncul dekat cytostome, empat dari ini segera memperpanjang di luar sel bersama-sama, sedangkan flagela kelima membungkus mundur sepanjang permukaan organisme.
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Metamonada
Kelas               : Parabasalia
Order               : Trichomonadida
Genus              : Trichomonas
Spesies            : T. Vaginalis
16.  Telur Anopheles
Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-200 buah telur. Telur langsung diletakkan di air dan terpisah (tidak bergabung menjadi satu). Telur ini menetas dalam 2-3 hari (pada daerah beriklim dingin bisa menetas dalam 2-3 minggu).
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class: Insecta
Order : Diptera
Superfamily : Culicoidea
Family : Culicidae
Subfamily : Anophelinae
Genus : Anopheles
17.  Telur Aedes
Telur Aedes aegypti berukuran 0,5 – 0,8 mm, berwarna hitam, bulat panjang dan berbentuk oval. Di alam bebas, telur nyamuk terdapat pada air dan menempel pada dinding wadah atau tempat perindukan nyamuk sejauh kurang lebih 2,5 cm. Setiap kali bertelur nyamuk betina mengeluarkan telur sebanyak 100 butir perhari apabila berada pada tempat yang kering (tanpa air).
Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Diptera
Famili              : Culicidae
Genus              : Aedes
Spesies            :Aedes aegypti
18.  Nyamuk dewasa betina  Anopheles
Nyamuk Anopheles  tubuhnya tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk- pengisap (piercing- sucking) dan termasuk lebih menyukai manusia (anthropophagus), sedangkan nyamuk hjantan bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus). Nyamuk betina mempunyai antena tipe pilose.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class: Insecta
Order : Diptera
Superfamily : Culicoidea
Family : Culicidae
Subfamily : Anophelinae
Genus : Anopheles
19.  Nyamuk dewasa betina  Aedes
Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu- bulu sederhana yang tersusun bilateral simetris. Jentik ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami empat kali pergantian kulit (tingkatan) yang biasa disebut instar dan terdiri dari instar I, II, III, IV. Jentik instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1 – 2 mm, duri- duri (spinae) pada dada (thorax) belum begitu jelas, dan corong pernafasan (siphon) belum menghitam. Jentik instar II bertambah besar, ukuraan 2,5 – 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan corong pernafasan sudah berwarna hitam.
Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Diptera
Famili              : Culicidae
Genus              : Aedes
Spesies            :Aedes aegypti







BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum tentag Entomologi adalah sebagai berikut :
1.      Nematoda (cacing bulat) mempunyai bentuk bulat panjang dan tidak bersegmen. Mempunyai jenis kelamin jantan dan betina.
2.      Telur Ascaris lumbricoides yang infektif tertelan manusia dan mencapai duodenum, di sini telur menjadi larva. perjalanan cacing hingga menjadi dewasa ± 3 bulan.
3.      Trichuris trichiura Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, yang memiliki bentuk seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub
4.      Entomologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang vector yang disebabkan oleh anthropoda.
5.      Dalam Plasmodium tahap ada tiga tahapan,  yaitu tahap eksta eritrositer, Tahap Eritrositer dan scorogoni.
6.      Pada Plasmodium falciparum sangat kecil dan halus dengan ukuran ±1/6 diameter eritrosit. Pada bentuk cincin dapat dilihat dua butir kromatin.
7.      Toxoplasma gondii  merupakan protozoa kosmopolitan yang ditemukan hanpir diseluruh bumi kecuali didaerah yang sangat dingin seperti dikutup dan didaerah yang sangat kering seperti di padang pasir.
8.      Nyamuk Anopheles tubuhnya tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut.
9.      Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu- bulu sederhana yang tersusun bilateral simetris.






DAFTAR PUSTAKA
A. Galzerano,dkk. 2010. Ascaris lumbricoides infection: an unexpected cause of pancreatitis in a western Mediterranean country. Eastern Mediterranean Health Journal La Revue de Sante de la Mediterranee orientale: EMHJ • Vol. 16 No. 3
Depkes RI. 2004. Perilaku Hidup Nyamuk Aedes aegypti Sangat Penting Diketahui Dalam Melakukan Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Termasuk Pemantauan Jentik Berkala.
Staf pengajar Departemen Parasitologi, 2008,Parasitologi Kedokteran.Jakarta:FKUI
Nugroho, Cahyono, dkk. 2010. Identifikasi Kontiminasi telur nematode. Bandung press : Gramedia
Prianto, Juni. 2006. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gramedia

Susanto, Inge, dkk. 2008. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Soedarto. 2008. Pengobatan Penyakit Parasit. Jakarta: Anggota IKAPI



 

Template Design By:
SkinCorner