Tugas
Individu
NEMATODA DAN ENTOMOLOGI
( Laporan Praktikum Mata Kuliah Parasitologi)
Disusun oleh :
Nama : Qori A’yuna
NPM : 1211060026
Kelas/Semester
: Biologi A/V
Dosen : Suharno Zen, S.Si, M.Sc
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Parasit
adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup (organisme) yang hidupnya
menumpang (bergantung) pada makhluk hidup lainnya. Organisme yang menumpang itu
disebut parasit. Organisme yang ditumpangi biasanya lebih besar daripada
parasit itu sendiri, disebut host atau hospes atau tuan rumah, yang member
makanan dan perlindungan secara fisik kepada parasit.
Nematoda
(cacing bulat) mempunyai bentuk bulat panjang dan tidak bersegmen. Mempunyai
jenis kelamin jantan dan betina. Cacing jantan leih kecil daripada yang betina
dan melengkung kearah ventral. Ukurannya bervariasi dari beberapa millimeter
(misalnya: Trychinella spiralis) sampai 35 (tiga puluh lima) cm (misalnya: Ascaris
lumbricoides) bahkan ada yang mendekati 1 (satu) meter (misalnya : Dracunculus
medinensis). Bentuk telurnya bermacam-macam bergantung jenis cacingnya.
Morfologi dan daur hidupnya beragam; ada yang panjangnya beberapa millimeter
dan ada pula yang melebihi satu meter. Cacing ini mempunyai kepala, ekor,
dinding, dan rongga badan dan alat-alat gerak lain yang agak lengkap. Biasanya
system pencernaan, ekskresi dan reproduksi terpisah.
Pada umumnya cacing bertelur, tetapi ada juga
yang vivipar dan yang berkembang biak secara parthenogenesis. Cacing dewasa
tidak bertambah banyak di dalam badan manusia. Seekor cacing betina dapat
mengeluarkan telur atau larva sebanyak 20 sampai 200.000 butir sehari. Telur
atau larva ini dikeluarkan dari badan hospes dengan tinja. Larva biasanya
mengalami pertumbuhan dengan pergantian kulit. Bentuk infektif dapat memasuki
badan manusia dengan berbagai cara; ada yang masuk secara aktif, ada pula yang
tertelan atau dimasukkan oleh vector melalui gigitan. Hampir semua nematoda mempunyai
daur hidup yang telah diketahui dengan pastit.
Nematoda
pada usus antara lain adalah Ascaris lumbricoides, manusia merupakan satu-satunya hospes Ascaris
lumbricoides. Penyakit yang disebakannya disebut askariasis Parasit ini
ditemukan kosmopolit. Survey yang dilakukan di Indonesia antara tahun 1970-1980
menunjukkan pada umumnya prevalensi 70% atau lebih. Cacing jantan berukuran
10-30 cm, ekor melingkar, berspikula, sedangkan betina 22-35 cm, ring kopulasi
pada 1/3 badan anterior, ekor berujung lancip. Menular melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi telurnya. Telur yang dibuahi, besarnya kurang lebih
60 x 45 mikron dan yang tidak dibuahi 90 x 40 mikron, dinding dalam : hialin
tipis, dinding luar: albuminoid kasar berwarna kuning tengguli. Berisi granula
– granula kasar.
Larvanya menembus dinding usus halus menuju
pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian
mengikuti aliran darah ke paru. Larva di paru menembus dinding pembuluh darah,
lalu dinding alveolus, masuk rongga alveolus, kemudian naik ke trakea melalui
bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva ini menuju ke faring, sehingga
menimbulkan rangsangan pada faring. Penderita batuk karena rangsangan ini dan
larva akan tertelan ke dalam esophagus, lalu menuju ke usus halus. Di usus
halus larva beubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai
cacing dewasa bertelur diperluka waktu kurang lebih 2 bulan.
Trichuris
trichiura manusia merupakan hospes cacing ini. Penyakit yang disebabkannya
disebut trikuriasis Cacing ini bersifat kosmopolit; terutama ditemukan di
daerah panas dan lembab, seperti di Indonesia Cacing betina panjangnya
kira-kira 5 cm, ekor lurus berujung tumpul. sedangkan cacing jantan kira-kira 4
cm, ekor melingkar. Cacing dewasa bentuk seperti cambuk 3/5 again anterior
halus, 2/5 bagian posterior gemuk.
Cacing dewasa hidup di kolon ascendens dan
sekum dengan bagian anteriornya yang seperti cambuk masuk ke dalam mukosa usus.
Seekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur setiap hari antara 3000 –
10.000 butir. Telur berukuran 50 – 54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti
tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur
bagian luar berwarna kekuning-kuningan dan bagian dalamnya jernih. Telur yang
dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur tersebut menjadi matang
dalam waktu 3 sampai 6 minggu dlam lingkungan yang sesuai, yaitu pada tanah
yang lembab dan tempat yang teduh. Telur matang ialah telur yang berisi larva
dan merupakan bentuk infektif. Cara infeksi langsung bila secara kebetulan
hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur dan masuk
kedalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal
dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum. Jadi cacing ini tidak mempunyai
siklus paru. Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing
dewasa betina meletakkan telur kira-kira 30 – 90 hari.
Necator
americanus parasit ini diberi nama ”cacing tambang” karena pada zaman dahulu
cacing ini ditemukan di Eropa pada pekerja pertambangan, yang belum mempunyai
fasilitas sanitasi yang memadai. Hospes parasit ini adalah manusia; cacing ini
menyebabkan nekatoriasis dan ankilostomiasis. Penyebaran cacing ini di seluruh
daerah khatulistiwa dan ditempat lain dengan keadaan yang sesuai, misalnya di
daerah pertambangan dan perkebunan. Prevalensi di Indonesia tinggi, terutama di
daerah pedesaan, sekitar 40%. Cacing dewasa hidup di rongga usus halus, dengan
mulut yang besar melekat pada mukosa dinding usus. Cacing betina Necator
americanus tiap hari mengeluarkan telur kira-kira 9000 butir. Cacing betina
berukuran ± 1 cm, cacing jantan ± 0,8 cm.
Bentuk badan
Necator americanus menyerupai huruf S, memiliki benda kitin, cacing jantan
mempunyai bursa kopulatriks sedangkan Ancylostoma duodenale kira-kira
mengeluarkan 10.000 butir telur, cacing betina berukuran 10 – 30 mm, cacing
jantan 8 – 11 mm, mulutnya mempunyai 2 (dua) pasang gigi. Telur dikeluarkan
dengan tinja dan setelah menetas dalam waktu 1 – 1,5 hari, keluarlah larva rabditiform.
Dalam waktu kira-kira 3 hari larva rabditiform tumbuh menjadi larva filariform,
yang dapat menembus kulit dan dapat hidup selama 7 – 8 minggu di tanah. Telur
cacing tambang yang besarnya kira-kira 60 x 40 mikron, berbentuk bujur dan
mempunyai dinding tipis. Di dalamnyaterdapat beberapa sel.
Enterobius vermicularis telah diketahui sejak
dahulu dan telah banyak dilakukan penelitian mengenai biologi, epidemiologi dan
gejala klinisnya. Manusia adalah satu-satunya hospes dan penyakitnya disebut
enterobiasis atau oksiuriasis. Parasit ini kosmopolit tetapi lebih banyak
ditemukan di daerah dingin daripada di daerah panas. Hal ini mungkin disebabkan
karena pada umumnya orang di daerah dingin jarang mandi dan mengganti baju
dalam. Penyebaran cacing ini juga ditunjang oleh eratnya hubungan antara
manusia satu dengan yang lainnya serta lingkungannya yang sesuai.
Cacing
betina berukuran 8 – 13 mm x 0,4 mm. pada ujung anteriornya ada pelebaran
kutikulum seperti sayap yang disebut alae. Bulbus esophagus jelas sekali,
ekornya panjang dan runcing. Uterus cacing yang gravid melebar dan penuh dengan
telur. Cacing jantan berukuran 2 – 5 mm, juga mempunyai sayap dan ekornya
melingkar sehingga bentuknya seperti tanda Tanya (?), spikulum pada ekor jarang ditemukan. Habitat
cacing dewasa biasanya di rongga sekum. Makanannya adalah isi dari usus. Cacing
betina yang gravid mengandung 11.000 – 15.000 butir telur, bermigrasi ke daerah
perianal untuk bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya. Telur-telur
jarang dikeluarkan di usus, sehingga jarang ditemukan di dalam tinja. Telur
berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetrik). Dinding telur
bening dan agak lebih tebal dari dinding telur cacing tambang. Telur menjadi
matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah dikeluarkan, pada suhu badan. Telur
resisten terhadap desinfektan dan udara dingin.
Wuchereria
bancrofti Parasit ini tersebar luas di daerah yang beriklim tropis di seluruh
di dunia dan terdapat di Indonesia. Wuchereria bancrofti berukuran 80 – 100 mm
pada cacing betinanya, sedangkan cacing jantannya berukuran 30 – 40 mm,
sedangkan cacing jantan panjangnya 22 -23 mm. Wuchereria sp. Dalam siklus
hidupnya memerlukan serangga (insect) sebagai host intermediate-nya. Cacing
dewasa yang hidup di saluran getah bening, setelah kawin akan menghasilkan
microfilaria (180 – 290 mikron) yang masuk kedalam aliran darah.
Microfilaria
ini akan masuk kedalam tubuh nyamuk, ketika nyamuk mengisap darah manusia dan
berkembang lebih lanjut. Kemudian menembus dinding usus nyamuk dan berkumpul
pada kelenjar ludah nyamuk. Bila nyamuk ini mengisap darah manusia lain, maka
terjadi penulara. Microfilaria ini akan masuk ke pembuluh lympha dan tumbuh
menjadi cacing dewasa. Nyamuk yang bertindak sebagai vector penyakit merangkap
host intermediate-nya antara lain Culex fatigans, Aedes aegypti, Anopheles
gambiae, Anopheles punctulatus, Anopheles farauti, dan Anopheles sundaicus.
Brugia malayi dan Brugia timori
Brugia
malayi dibagi dalam dua varian: yang hidup pada manusia dan yang hidup pada
manusia dan hewan, misalnya kucing, kera dan lain-lain. Penyakit yang
disebabkan oleh Brugia malayi disebut filariasis malayi penyakit tersebut
kadang-kadang disebut sebagai filariasis brugia. Cacing dewasa jantan dan
betina hidup disaluran dan pembuluh limfe. Bentuknya halus seperti benang dan
berwarna putih susu. Yang betina berukuran 55 mm x 0,16 mm dan yang jantan 22 –
33 mm x 0,09 mm. Cacing betina mengeluarkan microfilaria yang bersarung. Ukuran
microfilaria Brugia malayi adalah 200 – 260 mikron x 8 mikron Periodisitas
microfilaria Brugia malayi adalah periodic nokturna, subperiodek nokturna.
Taenia sp contohnya
Taenia saginata adalah merupakan cacing
pita sapi dan penyebarannya geografinya diseluruh dunia (Cosmopolitant)
terutama pada negara-negara yang konsumsi daging sapinya besar. Nama penyakit
yang disebabkan oleh Taenia saginata disebut Taeniasis saginata. Morfologi
Panjang 5-10 meter hingga dapat mencapai 12 meter; Jumlah proglotis (segmen)
1000-2000 segmen. Skolek terbentuk globular yang mempuyai ukuran 1-2 mm,
mempunyai 4 batil hisap, tidak mempunyai kait. Siklus Hidup difinitif Host
adalah manusia, Intermediate Host adalah sapi, yang infeksi terhadap manusia
adalah bentuk larvanya yang disebut Sistiserkosis Bovis, sistiserkosis adalah keadaan
dimana sapi mengandung sistiserkus, sistiserkosisbovis terletak pada jaringan
ikat otor bergaris, sistiserkus ini dapat mengalami pengapuran, tetapi masih
infeksius. Perlu diingat bahwa telur Taenia saginata pada umumnya tidak
ifeksiusterhadap manusia, makanan cacing dewasa adalah sari-sari makanan dari
manusia.
Plasmodium
Falciparum, Plasmodium
vivax, ditemukan pertama kali oleh Laveran. Sepuluh tahun
kemudian Plasmodium
vivax ditemukan oleh Grassi Dan Feletti. Sedangkan Plasmodium Falciparum
ditemukan pada tahun 1897 oleh Welch. Plasmadium vivax, penyebab penyakit malaria tertiana dengan gejala demam (masa
sporulasi) selang waktu 48 jam. Malaria merupakan penyakit endemik dilebih dari 100 negara di Afrika, Asia,
Oceania dan Amerika.
Beberapa
spesies Plasmodium seperti misalnya
yang menginfeksi burung, kera,dan
mamalia lain mempunyai siklus hidup yang mirip dengan spesies yang menginfeksi
manusia. Sporozoa ini pada umumnya dapat dikatakan memiliki 2 siklus hidup
yaitu siklus aseksual atau schizogoni
yang terjadi di tubuh intermediate host dan siklus seksual atau sporogoni yang terjadi di tubuh nyamuk.
a) Schizogoni
Siklus
hidup yang tgerjadi pada manusia secara garis besar di bedakan menjadi 2 tahap
yaitu tahap dalam sel hati atau tahap ekstra
eritrositer dan tahap dalam eritrosit atau tahap eritrositer.
1) Tahap eksta eritrositer
Tahap ini terjadi dalam sel hati. Tahap
ini dimulai dengan masuknya sporozoite ke dalam pembuluh darah kapiler manusia
melalui proboscis nyamuk. Dalam waktu satu jam setelah masuk ke dalam peredaran
darah, sporozoite memasuki sel sel (hepatocyte). Didalam sel hati sporozoite
ini berubah bentuk menjadi bulat dan disebut schizont. Pada saat ini dimulailah
tahap ekstra eritrositer atau extra erytrocytic schizogony yang sering pula
disebut sebagai primary eritrocytic schizogony. Pada saat terjadi schizogony, nampak schizogoni membesar di
ikuti dengan pembelahan sel,nukleus dan sitoplasmanya. Dengan demikian dari
satu schizont dapat terbentuk beribu-ribu merozoite. Dengan terbentuknya merozoite
tadi maka hepatocite ikut pula membesar ,terkadang sampai 60 mikron,dan
akhirnya sel hati tadi pecah. Pecahnya hepatocite tadi di iringi dengan
keluarnya merozoite dari sel hati. Jumlah merozoite yang keluar dari sel hati tergantung
dari spesies plasmodium.
Pada
beberapa spesies seperti plasmodium vivax dan plasmodium ovale merozoite yang
keluar dari sel hati dapat menginfeksi sel hati yang lain di samping ada pula
yang menfinfeksi eritrosit. Merozoite yang menginfeksi sel hati lagi ini
kemudian dinamakan hyponozoite dan terjadi dalam suatu siklus yang dinamakan
secondary exo eritrocytic. Kejadian ini rupanya tidak pernah ditemukan pada Plasmodium falciparum dan
Plasmodium
malariae. Hypnozoite pada Plasmodium vivax
dapat hidup sampai 5 tahun, sedangkan hypnozoite Plasmodium ovale
hidup antara 3- 5 tahun, keadaan ini dapat menimbulkan kejadian yang dinamakan
relapse.
2) Tahap
Eritrositer
Dengan
keluarnya merozoite dari sel hati, dimulailah tahap eritrositer, karena
merozoite mulai menginfeksi eritrosit. Pada tahap eritrositer ini dikenal
beberapa stadia parasit seperti trophozoite muda, trophozoite tua,
schizont muda dan schizont tua.
Selama
tahap eritrositer, merozoite secara aktif memasuki eritrosit. Jenis eritrosit
yang disukai protozoa ini tergantung dari spesiesnya, misalnya plasmodium vivax
lebih menyukai retikulosit, plasmodium falciparum menyukai semua stadia
pertumbuhan eritrosit, sedangkan plasmodium malariae hanya menyukai eritrosit
yang telah tua. Di dalam eritrosit ini merozoite menjadi bervakuola. Vakuola
tadi makin lama makin besar hingga terbentuk bangunan seperti cincin atau ring
form dan amoeboid form. Bentuk seperti cincin atau amoeboid tadi adalah stadium
trophozoite muda dari plasmodium spp. Trophozoite muda ini tumbuh terus menjadi
trophozoite tua yang ditandai dengan pembesaran nucleus dan mulai nampak adanya
pembelahan nucleus tersebut. Setelah 2-3 generasi tahap eritrositer biasanya
terjadi gametogenesis. Dalam hal ini beberapa merozoit tidak lagi menjadi tropozoit
melainkan berdeferensiasi gametocyte jantan atau mikrogametocyte dan gametocyte
betina atau makro gametocyte.
3) Sporogoni
Siklus
sporogoni atau siklus seksual terjadi di tubuh nyamuk. Pada siklus ini gametocyte yang terbentuk dalam eritrosit
manusia ikut terhisap oleh nyamuk pada saat menghisap darah manusia. Dalam
waktu 15 menit mikrogametocyte yang terhisap bersama eritrosit tadi keluar dari
eritrosit dan berubah menjadi 6-8 mikrogamet yang berbentuk seperti cambuk dan
bergerak aktif . proses ini dinamakan eksplagelasi. Makrogametosit yang ikut
terhisap oleh nyamuk akan berdiferensiasi menjadi makrogamet yang memiliki
nukleus yang besar terletak di dinding sel.
Umur
rata-rata gametosit dalam tubuh manusia adalah 8-20 hari. Perlu dicatat bahwa
gametosit yang umurnya terlalu tua yang ikut terhisap oleh nyamuk,tidak akan
berkembang dalam tubuh nyamuk. Oleh karena itu gametosit tua yang di hisap
nyamuk hanya memiliki kesempatan kecil untuk berubah menjadi mikrogamet dan
dapat ikut serta dalam pembuahan. Peristiwa ini memiliki makna penting dalam
transmisi malaria,karena transmisi malaria sangat tergantung pada usia
gametocyte yang terhisap oleh nyamuk atau dengan kata lain komunicable period dari penyakit malaria antara
8-20 hari.
Entamoeba histolytica adalah
anaerobik parasit protozoa , bagian dari genus Entamoeba. Terutama menginfeksi
manusia dan primata lainnya, E. histolytica diperkirakan menginfeksi sekitar 50
juta orang di seluruh dunia. Banyak buku teks yang lebih tua menyatakan bahwa
10% dari populasi dunia terinfeksi, tetapi angka-angka ini mendahului pengakuan
bahwa setidaknya 90% dari infeksi ini disebabkan oleh spesies kedua, E. dispar.
Mamalia seperti anjing dan kucing dapat terinfeksi transiently, tetapi tidak
berpikir untuk memberikan kontribusi yang signifikan untuk transmisi. Hanya ada
di host dan di tinja longgar segar; kista bertahan hidup di luar tuan rumah di
air, tanah dan pada makanan, terutama dalam kondisi lembab pada kedua. Kista
dapat segera dibunuh dengan panas dan suhu beku, dan bertahan hanya beberapa
bulan di luar tuan rumah. Ketika kista ditelan mereka menyebabkan infeksi oleh
excysting (melepaskan tahap trofozoit) dalam saluran pencernaan.
Toxoplasma
gondii ditemukan pertamakali pada tahun 1908
didalam jaringan seekor hewan sebangsa tikus yang dinakan gondi, namun baru
pada tahun 1970 siklus hidupnya ditemukan. Ada sementara ahli yang
memasukkan spesies ini kedalam sub kelas Coccidia
. Toxoplasma gondii berasal dari
kata toxon dan gondi. Kata toxon berarti berbentuk bulan sabit sedangkan gondii
adalah sejenis hewan pengerat yang hidup di tunisia. Protozoa ini dianggap
paling sering menginfeksi manusia tetapi jarang menimbulkan penyakit. Penyakit
yang ditimbulkan dinamakan Toxoplasmosis.
Toxoplasma gondii merupakan protozoa kosmopolitan yang ditemukan
hanpir diseluruh bumi kecuali didaerah yang sangat dingin seperti dikutup dan
didaerah yang sangat kering seperti di padang pasir. Banyak daerah melaporkan
prevalensi yang tinggi pada kucing,
burung, dan beberapa mamalia lain termasuk manusia. Toxoplasma
gondii merupakan protozoa yang memiliki siklus hidup
paling kompleks. Siklus seksualnya terjadi di tubuh definitif host (bangsa
kucing) dan siklus aseksualnya di intermediate host seperti misalnya tikus,
mamalia lain, burung dan manusia.
Trophozoite
Toxoplasma gondii biasanya terdapat
bebas dijaringan atau terdapat intraseluler. Trophozoite yang terdapat
ekstraseluler berbentuk oval seperti pisang berukuran panjang 4-7 mikron, dan
lebar 2-4 mikron. Ujung depan bentuk pisang tadi agak meruncing sedangkan ujung
belakangnya tumpul. Nucluesnya bulat terletak didekat ujung belakang yang
tumpul. Trophozoite yang intraseluler bentuknya mirip dengan yang ekstraseluler
namun agak lebih kecil ukurannya dan lebih bulat bentuknya.
Trichomonas vaginalis
pertama kali ditemukan donne 1836 namun saat ini belum diketahui sebagai
penyebab penyakit. Sekelompok dengan Trichomonas vaginalis dikenal dua spesies
lain yang juga dapat menginfeksi manusia walaupun tidak patogen. Kedua spesies
yang lain adalah trichoman tenax yang berhabitat di gusi, dan tonsil dan karang
gigi serta Trichomonas
hominis yang sering ditemukan di daerah coecum. Trichomonas vaginalis
merupakan satu-satunya yang patogen bagi manusia dan berhabitat di daerah
vagina pada wanita dan kelenjar prostat pada pria. Trichomonas vaginalis dianggap sebagai penyakit menular seksual
(PMS) penderita disebut Trichomoniasis,
karena penularan dari satu orang ke orang lain utamanya melalui hubungan
seksual dan jarang ditemukan pada anak-anak, dan wanita yang telah menopause.
Protozoa ini juga terdapat di seluruh dunia. Prevalensinya berbeda-beda di
seluruh dunia tergantung pada masyarakat di negara yang bersangkutan.
Seperti
protozoa terdahulu, siklus hidup Trichomonas vaginalis
juga sederhana. Infeksi dengan protozoa ini terutama melalui hubungan seksual
baik pada pria maupun wanita. Trophozoite
yang masuk ke alat reproduksi manusia akan bergabung dengan epitel vagina,
cervik uteri dan urethra pada wanita atau urethra dan kelenjar prostat pada
pria. Di epitel organ-organ tersebut protozoa ini berkembang biak dan berpindah
ke orang lain melalui hubungan seksual berikutnya. Trichomonas sp.
hanya
memiliki satu bentuk saja yaitu bentuk trophozoite,
tidak di kenal adanya bentuk cyste. Ukuran trophozoitenya berbeda-beda
tergantung pada spesiesnya, misalnya trophozoite Trichomonas vaginalis mempunyai ukuran terbesar dibandingkan dua
spesies lainya yaitu 7 – 23 µ. Trophozoite
flagellata ini berbentuk seperti buah pear dari bentuk oval sampai piriformis
dan memiliki satu nukleus saja.
Gejala
utama pada wanita yang terinfeksi Thrichomonas
vaginalis adalah keluarnya sekret dari vagina berwarna putih kuning
disertai perasaan panas dan gatal yang dikeluhkan penderita sebagai
“keputihan”. Gejala ini dapat berlanjut menjadi cervicitis, urethritis yang
lebih parah lagi bila mencapai saluran kemih bagian atas dan menimbulkan
nephritis, gejala-gejala tersebut terkadang akan berhenti dengan sendirinya
setelah 14-21 hari kemudian menjadi asimptomatis, namun bukan berarti
flagellatanya telah mati.Gejala pada pria sering tidak menunjukkan gejala
walaupun protozoa ini menyerang kelenjar prostat dan vesicula seminalis.
Biasanya infeksi ini dapat sembuh sendirinya.
Anopheles
sp adalah nyamuk vektor penyakit
malaria. Di dunia kurang lebih terdapat 460 spesies yang sudah dikenali, 100
diantaranya mepunyai kemampuan menularkan malaria dan 30-40 merupakan host dari
parasite Plasmodium yang merupakan penyebab malaria di daerah endemis penyakit
malaria. Di Indonesia sendiri, terdapat 25 spesies nyamuk Anopheles yang mampu
menularkan penyakit Malaria. Nyamuk
Anopheles mempunyai siklus hidup , yang termasuk dalam metamorfosa sempurna.
Yang berarti dalam siklus hidupnya terdapat stage/fase pupa. Lama siklus hidup
dipengaruhi kondisi lingkungan, misal : suhu, adanya zat kimia/biologisdi
tempat hidup. Siklus hidup nyamuk Anopheles secara umum adalah:
Setiap bertelur
setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50-200 buah telur. Telur langsung
diletakkan di air dan terpisah (tidak bergabung menjadi satu). Telur ini
menetas dalam 2-3 hari (pada daerah beriklim dingin bisa menetas dalam 2-3
minggu). Larva terbagi dalam 4 instar , dan
salah satu ciri khas yang membedakan dengan larva nyamuk yang lain adalah
posisi larva saat istirahat adalah sejajar di dengan permukaan perairan, karena
mereka tidak mempunyai siphon (alat bantu pernafasan). Lama hidup kurang lebih
7 hari, dan hidup dengan memakan algae,bakteri dan mikroorganisme lainnya yang
terdapat dipermukaan. Bentuk
fase pupa adalah seperti koma, dan setelah beberapa hari pada bagian dorsal
terbelah sebagai tempat keluar nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk
menghisap darah atau makanan lainnya (misal, nektar atau cairan lainnya sebagai
sumber gula). Nyamuk jantan bisa hidup sampai dengan seminggu, sedangkan nyamuk
betina bisa mencapai sebulan. Perkawinan terjadi setelah beberapa hari setelah
menetas dan kebanyakan perkawinan terjadi disekitar rawa (breeding place).
Aedes
aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab
penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga
merupakan pembawa virus demam kuning (yellow
fever) dan chikungunya. Penyebaran
jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia.
Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan
pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan
siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat
harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk
membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.
Telur Aedes
aegypti berukuran 0,5 – 0,8 mm, berwarna hitam, bulat panjang dan
berbentuk oval. Di alam bebas, telur nyamuk terdapat pada air dan menempel pada
dinding wadah atau tempat perindukan nyamuk sejauh kurang lebih 2,5 cm. Setiap
kali bertelur nyamuk betina mengeluarkan telur sebanyak 100 butir perhari
apabila berada pada tempat yang kering (tanpa air). Nyamuk Aedes
aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu- bulu sederhana yang
tersusun bilateral simetris. Jentik ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya
mengalami empat kali pergantian kulit (tingkatan) yang biasa disebut instar dan
terdiri dari instar I, II, III, IV. Jentik instar I, tubuhnya sangat kecil,
warna transparan, panjang 1 – 2 mm, duri- duri (spinae) pada dada (thorax)
belum begitu jelas, dan corong pernafasan (siphon) belum menghitam. Jentik
instar II bertambah besar, ukuraan 2,5 – 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan
corong pernafasan sudah berwarna hitam. Jentik instar IV telah lengkap struktur
anatominya dan jelas tubuh dapat dibagi menjadi bagian kepala (chepal), dada
(thorax),dan perut (abdomen).
Nyamuk Aedes
aegypti tubuhnya tersusun dari tiga bagian yaitu kepala, dada dan
perut.Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang
berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk- pengisap (piercing- sucking)
dan termasuk lebih menyukai manusia (anthropophagus), sedangkan nyamuk hjantan
bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena
itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus). Nyamuk betina
mempunyai antena tipe pilose. Perut terdiri dari 8 ruas dan pada ruas- ruas
tersebut terdapat bintik- bintik putih.Waktu istirahat posisi nyamuk Aedes
aegypti ini tubuhnya sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapinya.
Telur Aedes aegypti tahan
kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering.Jika terendam
air, telur kering dapat menetas menjadi larva.Sebaliknya, larva sangat
membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya.Kondisi larva saat berkembang
dapat memengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh,
populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk
dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan
yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.
BAB II
2.1
Latar Belakang
Nematoda
mempunyai jumlah species yang terbesar di antara cacing-cacing yang hidup
sebagai parasit. Cacing-cacing ini berbeda-beda dalam habitat, daur hidup dan
hubungan hospes-parasit (host-parasite relationship). Morfologi dan daur
hidupnya beragam; ada yang panjangnya beberapa millimeter dan ada pula yang
melebihi satu meter. Cacing ini mempunyai kepala, ekor, dinding, dan rongga
badan dan alat-alat gerak lain yang agak lengkap. Biasanya system pencernaan,
ekskresi dan reproduksi terpisah. Pada umumnya cacing bertelur, tetapi ada juga
yang vivipar dan yang berkembang biak secara parthenogenesis.
Entomologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang vector yang disebabkan oleh anthropoda.
Anthropoda mempunyai 4 tanda morfologi yang jelas, yaitu badan beruas-ruas,
umbai-umbai, eksoskelet, dan bentuk badan simetris bilateral. Pertumbuhan
anthropoda dipengaruhi hormone juvenile yang dikeluarkan oleh kelenjar korpora
alata. Selama pertumbuhannya serangga mengalami perubahan bentuk yang disebut
dengan metamorforsis. Menurut besarnya anthropoda dikelompokan sebagai berikut:
anthropoda yang menularkan penyakit, anthropoda yang menyebabkan penyakit,
anthropoda yang menimbulkan kelainan Karen toksin yang dikeluarkan, dan
anthropoda yang menimbulkan entomofobia.
Dalam
prektikum ini mengamati berbgai preparat dari filum nematode dan entomplogi
yaitu antara lain : Ascaris lumbricoides,
Trichuris trichura, Enterobius vermicularis, Necator amiricanus, Taenia sp,
Wuchereria banrofti, dan Brugia malayi. Plasmodium
falciparum, Plasmodium vivax, Entamoeba histolitica, Toxcoplasma gondii,
Anopheles dan Aedes.
2.2
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum pada filum Nematoda dan Entomologi ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui apa
yang dimaksud nematoda
2.
Klasifikasi
nematoda
3.
Penyakit yang
disebabkan dari filum nematoda
4.
Mengetahui
pengertian Entomologi
5.
Mengetahui
masing-masing dari klasifikasi Entomologi
BAB III
METODE
Metode
yang dilakukan dalam penelitian ini hanya mengamati preparat dari berbagai
jenis dari filum Entamologi kemudia menggambarkan dari berbagai filum tersebut
BAB IV
4.1
Hasil
Pengamatan Nematoda Dan Entomologi
1. Anopheles
sp.
2. Aedes
aegypti
3. Larva
Anopheles sp
4.
Makrogamet
Plasmodium palciparum
5.
Telur Anopheles sp.
6.
Telur Aedes aegypti
7.
Tropozoit
Toxoplasma godii
8. Trichomonas
vaginalis
9. Ascaris
lumbrioides
10. Trichuris
trichiura
11. Kista Entamoeba
histolytica
12.
Cacing dewasa cacing tambang dan telurnya
13.
Telur dan cacing dewasa Enterobius
vermicularis
14.
Telur Taenia sp.
15.
Mikrofilaria Brugia
malayi
16.
Mikrofilaria Wuchereria brancofti
4.2
Deskripsi dan
Klasifikasi
1.
Ascaris
lumbricoides
Telur
ascaris yang infektif tertelan manusia dan mencapai duodenum, di sini telur
menjadi larva. perjalanan
cacing hingga menjadi dewasa ± 3 bulan.
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum
: Nemathelminthes
Kelas
: Nematoda
Subkelas
: Phasmida
Ordo
: Rhabdidata
Subordo
: Ascaridata
Family
: Ascarididae
Genus
: Ascaris
Spesies
: Ascaris lumbricoides
2. Trichuris trichiura
Telur
berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, yang memiliki bentuk seperti tempayan
dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar
berwarna kekuning-kuningan dengan bagian dalamnya yang jernih. Telur yang
dibuahi dikeluarkan dari hospes dari tinja hospes. Telur akan menjadi matang
setelah 3 – 6 minggu pada kondisi lingkungan yang sesuai pada tanah dan lembab
serta daerah yang teduh. Telur yang matang merupakan telur yang didalamnya
berisi larva dan merupakan bentuk infektifnya. Cara infektif langsung hanya
bila secara kebetulan hospes tertelan telur matang.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Adenophorea
Ordo : Trichurida
Famili : Trichuridae
Genus : Trichuris
Spesies :
Trichuris trichiura
3.
Enterobius vermicularis
Telur
berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetrik). Dinding telur
bening dan agak lebih tebal dari dinding telur cacing tambang. Telur menjadi
matang dalam waktu kira-kira 6 jam setelah dikeluarkan, pada suhu badan. Telur
resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam keadaan lembab telur
dapat hidup sampai 13 hari. Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi
di sekum. Cacing jantan mati setelah kopulasi dan cacing betina mati setelah
bertelur. Infeksi cacing terjadi bila menelan telur matang, atau bila larva
dari telur yang menetas di daerah perianal bermigrasi kembali ke usus besar.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Oxyurida
Famili : Oxyuridae
Genus : Enterobius
Spesies : Enterobius
vermicularis
4.
Necator
amiricanus
Telur spesies ini tidak dapat dibedakan, ukurannya 40 – 60 mikron, bentuk lonjong
dengan dinding tipis dan jernih. Ovum dari telur yang baru dikeluarkan tidak
bersegmen. Di tanah dengan suhu optimum23oC - 33oC, ovum
akan berkembang menjadi 2, 4, dan 8 lobus.
Filum : Nemathelminthes
Kelas :
Nematoda
Sub kelas :
Secernantea
Ordo :
Strongylida
Famili :
Ancylostomatidae
Genus : Ancylostoma
dan Necator
Spesies : Necator
americanus
5.
Taenia sp
Telur Taenia saginata pada umumnya tidak ifeksiusterhadap manusia, makanan
cacing dewasa adalah sari-sari makanan dari
manusia.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Cestasoda
Ordo : Cyclophyllidea
Famili : Taeniidae
Genus : Taenia
Spesies : Taenia sp
6.
Cacing dewasa Ascaris umbricoides
Pada cacing Jantan : ujung ekor melengkung kearah ventral , mempunyai sepasang
spikula berbentuk sederhana dan silindris sebagai alat kopulasi dengan
ukuran panjang 2 – 3,5 mm & ujung meruncing. Sedangkan Betina : memiliki
vulva yg letakkanya dibagian ventral . Vagina bercabang membentuk
pasangan saluran genital terdiri seminal reseptakum , oviduk ,ovarium dan
saluran berkelok kelok menuju bagian posterior berisi 27 jt telur (
200.000 / hr bertelur ).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Subkelas : Phasmida
Ordo : Rhabdidata
Subordo : Ascaridata
Family : Ascarididae
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris lumbricoides
7.
Cacing dewasa Enterobius vermicularis
Cacing betina
berukuran 8 – 13 mm x 0,4 mm. pada ujung anteriornya ada pelebaran kutikulum
seperti sayap yang disebut alae. Bulbus esophagus jelas sekali, ekornya panjang
dan runcing. Uterus cacing yang gravid melebar dan penuh dengan telur. Cacing
jantan berukuran 2 – 5 mm, juga mempunyai sayap dan ekornya melingkar sehingga
bentuknya seperti tanda Tanya (?),
spikulum pada ekor jarang ditemukan. Habitat cacing dewasa biasanya di
rongga sekum. Makanannya adalah isi dari usus. Cacing betina yang gravid
mengandung 11.000 – 15.000 butir telur, bermigrasi ke daerah perianal untuk
bertelur dengan cara kontraksi uterus dan vaginanya.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Oxyurida
Famili : Oxyuridae
Genus : Enterobius
Spesies : Enterobius
vermicularis
8.
Cacing dewasa
Necator amiricanus
Cacing
dewasa hidup di rongga usus halus manusia, dengan mulut yang melekat pada
mukosa dinding usus. Ancylostoma duodenale ukurannya ebih besar dari Necator
americanus. Yang betina ukurannya 10-13 mm x 0,6 mm, yang jantan 8-11 x 0,5 mm,
bentuknya menyerupai huruf C, Necator americanus berbentuk huruf S, yang betina
9 – 11 x 0,4 mm dan yang jantan 7 – 9 x 0,3 mm. Rongga mulut A.duodenale
mempunyai dua pasang gigi, N.americanus mempunyai sepasang benda kitin. Alat
kelamin jantan adalah tunggal yang disebut bursa copalatrix. A.duodenale betina
dalam satu hari dapat bertelur 10.000 butir, sedang N.americanus 9.000 butir.
Klasifikasi
Kingdo: Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas :
Nematoda
Sub kelas :
Secernantea
Ordo :
Strongylida
Famili :
Ancylostomatidae
Genus : Ancylostoma
dan Necator
Spesies : Necator
americanus
9.
Wuchereria bancrofti
Cacing
dewasa, berwarna putih kekuning-kuningan, lapisan luarnya diliputi kutikula
halus, memiliki bentuk silindris sperti benang, kedua tumpuk, bagian anterior
membengkak, terdapat mulut berupa lubang sederhana tanpa bibir ataupun alat
lainnya, langsung menuju esophagus dengan sebuah rongga bukal tetapi tanpa
tonjolan maupun konstriksi sperti randa khas yang terdapat pada beberapa
nematoda.
Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Classis : Secernentea
Ordo : Spirurida
Family : Onchocercidae
Genus : Wuchereria
Spesies : Wuchereria bancrofti
10. Brugia
malayi
Cacing
dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan pembulu limfe. Bentuknya halus
seperti benang dan berwarna putih susu. Yang betina berukuran 55 mm x 0, 16 mm
dan yang jantan berukuran 22-23 mm x 0,009 mm. Cacing betina
mengeluarkan microfilaria yang bersarung. Ukuran microfilaria Brugia malayi
adalah 200-260 mikron x 8 mikron. Perioditas microfilaria Brugia malayi adalah
periodic nokturna, superiodik nokturna atau nonperiodik. Brugia malayi yang
hidup pada manusia di tularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostris dan yang
hidup pada manusia dan hewan ditularkan oleh nyamuk mansonia.
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Spirurida
Famili : Onchocercidae
Genus : Brugia
Spesies :
Brugia malayi
11. Plasmodium falciparum
Perkembangan dapat dilihat dalam hati adalah skizom yang berukuran ± 30 µ
pada hari keempat setelah infeksi. Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira
40.000 bentuk cacing stadium trofosoit muda plasmodium falciparum sangat kecil
dan halus dengan ukuran ±1/6 diameter eritrosit. Pada bentuk cincin dapat
dilihat dua butir kromatin; bentuk pinggir (marginal) dan bentuk accole sering
ditemukan. Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit (infeksi
multipel).
Kingdom :
Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Plasmodium falciparum
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Plasmodium falciparum
12. Plasmodium
vivax
Trophozoites matang: Sangat tidak teratur dan halus proses pseudopodial
banyak terlihat. Kehadiran butiran halus pigmen coklat (malaria pigmen)
atau hematin mungkin berasal dari hemoglobin dari sel darah merah yang terinfeksi. Schizonts (juga disebut
meronts): Sebagai besar sebagai sel darah merah normal, sehingga sel darah
terparasit menjadi buncit dan lebih besar dari biasanya. Ada sekitar enam
belas merozoit. Pada gametosit Plasmodium vivax biasanya ditemukan dalam darah perifer pada
sekitarakhir minggu pertama parasitemia.
Klasifikasi
Kingdom : Chromalveolata
Filum : Apicomplexa
Kelas Aconoidasida
Ordo : Haemosporida
Famili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies Plasmodium vivax
13. Entamoeba histolitica
Tahap
trofozoit siap tewas dalam lingkungan dan tidak dapat bertahan hidup melintasi
perut asam untuk menyebabkan infeksi, meskipun jika disuntikkan langsung ke
dalam hati, seperti yang sering dilakukan pada hewan model penyakit, itu dapat
menyebabkan abses hati. Sifat patogen E. histolytica pertama
kali dilaporkan oleh Lösch pada tahun 1875, tapi itu tidak diberikan nama latin
sampai Fritz Schaudinn menggambarkannya pada tahun 1903. E. histolytica,
seperti namanya (histo - jaringan litik = menghancurkan), adalah patogen ,
infeksi dapat menyebabkan disentri amuba atau amuba abses hati .
Klasifikasi
ilmiah
Domain: Eukaryota
Filum: Amoebozoa
Kelas: Archamoebae
Order: Amoebida
Genus: Entamoeba
Spesies: Entamoeba histolytica
14. Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii merupakan protozoa kosmopolitan yang ditemukan
hanpir diseluruh bumi kecuali didaerah yang sangat dingin seperti dikutup dan
didaerah yang sangat kering seperti di padang pasir. Banyak daerah melaporkan
prevalensi yang tinggi pada kucing,
burung, dan beberapa mamalia lain termasuk manusia. Toxoplasma gondii merupakan protozoa yang memiliki siklus hidup
paling kompleks. Siklus seksualnya terjadi di tubuh definitif host (bangsa
kucing) dan siklus aseksualnya di intermediate host seperti misalnya tikus,
mamalia lain, burung dan manusia.
Klasifikasi
Kingdom
: Animalia
Filum
: Apicomplexa
Kelas
: Sporozoasida
Ordo
: Eucoccidiorida
Famili
: Sarcocystidae
Genus
: Toxoplasma
Spesies
: Toxoplasma gondii
15. Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis mempunyai
ukuran terbesar dibandingkan dua spesies lainya yaitu 7 – 23 µ. T. vaginalis trofozoit berbentuk
oval serta flagellated, atau "pir" berbentuk seperti yang terlihat
pada basah-gunung slide. Hal ini sedikit lebih besar dari sel darah putih,
berukuran 9 X 7 m. Lima flagela muncul dekat cytostome, empat dari ini segera
memperpanjang di luar sel bersama-sama, sedangkan flagela kelima membungkus
mundur sepanjang permukaan organisme.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Metamonada
Kelas : Parabasalia
Order : Trichomonadida
Genus : Trichomonas
Spesies : T. Vaginalis
16. Telur Anopheles
Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu
menghasilkan 50-200 buah telur. Telur langsung diletakkan di air dan terpisah
(tidak bergabung menjadi satu). Telur ini menetas dalam 2-3 hari (pada daerah
beriklim dingin bisa menetas dalam 2-3 minggu).
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class: Insecta
Order : Diptera
Superfamily : Culicoidea
Family : Culicidae
Subfamily : Anophelinae
Genus : Anopheles
17. Telur Aedes
Telur Aedes aegypti berukuran 0,5 – 0,8 mm, berwarna
hitam, bulat panjang dan berbentuk oval. Di alam bebas, telur nyamuk terdapat
pada air dan menempel pada dinding wadah atau tempat perindukan nyamuk sejauh
kurang lebih 2,5 cm. Setiap kali bertelur nyamuk betina mengeluarkan telur sebanyak
100 butir perhari apabila berada pada tempat yang kering (tanpa air).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo :
Diptera
Famili
: Culicidae
Genus : Aedes
Spesies :Aedes
aegypti
18. Nyamuk dewasa betina Anopheles
Nyamuk Anopheles tubuhnya tersusun dari tiga bagian yaitu kepala,
dada dan perut.Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena
yang berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk- pengisap (piercing-
sucking) dan termasuk lebih menyukai manusia (anthropophagus), sedangkan nyamuk
hjantan bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia,
karena itu tergolong lebih menyukai cairan tumbuhan (phytophagus). Nyamuk
betina mempunyai antena tipe pilose.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class: Insecta
Order : Diptera
Superfamily : Culicoidea
Family : Culicidae
Subfamily : Anophelinae
Genus : Anopheles
19. Nyamuk dewasa
betina Aedes
Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan
bulu- bulu sederhana yang tersusun bilateral simetris. Jentik ini dalam
pertumbuhan dan perkembangannya mengalami empat kali pergantian kulit
(tingkatan) yang biasa disebut instar dan terdiri dari instar I, II, III, IV.
Jentik instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1 – 2 mm,
duri- duri (spinae) pada dada (thorax) belum begitu jelas, dan corong
pernafasan (siphon) belum menghitam. Jentik instar II bertambah besar, ukuraan
2,5 – 3,9 mm, duri dada belum jelas, dan corong pernafasan sudah berwarna
hitam.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo :
Diptera
Famili
: Culicidae
Genus : Aedes
Spesies :Aedes
aegypti
BAB
V
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari praktikum tentag Entomologi adalah sebagai berikut :
1. Nematoda
(cacing bulat) mempunyai bentuk bulat panjang dan tidak bersegmen. Mempunyai
jenis kelamin jantan dan betina.
2.
Telur Ascaris lumbricoides yang infektif tertelan
manusia dan mencapai duodenum, di sini telur menjadi larva. perjalanan cacing hingga
menjadi dewasa ± 3 bulan.
3. Trichuris
trichiura Telur
berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, yang memiliki bentuk seperti tempayan
dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub
4. Entomologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang vector yang disebabkan oleh anthropoda.
5. Dalam Plasmodium tahap
ada tiga tahapan, yaitu tahap eksta
eritrositer, Tahap
Eritrositer dan scorogoni.
6. Pada Plasmodium falciparum
sangat kecil dan halus dengan ukuran ±1/6 diameter eritrosit. Pada bentuk
cincin dapat dilihat dua butir kromatin.
7. Toxoplasma gondii merupakan protozoa kosmopolitan yang ditemukan
hanpir diseluruh bumi kecuali didaerah yang sangat dingin seperti dikutup dan
didaerah yang sangat kering seperti di padang pasir.
8. Nyamuk Anopheles tubuhnya tersusun dari tiga bagian yaitu kepala,
dada dan perut.
9. Nyamuk Aedes aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan
bulu- bulu sederhana yang tersusun bilateral simetris.
DAFTAR
PUSTAKA
A.
Galzerano,dkk. 2010. Ascaris
lumbricoides infection: an
unexpected cause of pancreatitis in a western Mediterranean country. Eastern
Mediterranean Health Journal La Revue de Sante de la Mediterranee orientale:
EMHJ • Vol. 16 No. 3
Depkes RI. 2004. Perilaku Hidup Nyamuk Aedes aegypti Sangat Penting
Diketahui Dalam Melakukan Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Termasuk
Pemantauan Jentik Berkala.
Staf
pengajar Departemen Parasitologi, 2008,Parasitologi
Kedokteran.Jakarta:FKUI
Nugroho, Cahyono, dkk. 2010. Identifikasi Kontiminasi
telur nematode. Bandung press : Gramedia
Prianto,
Juni. 2006. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gramedia
Susanto,
Inge, dkk. 2008. Parasitologi Kedokteran. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Soedarto.
2008. Pengobatan Penyakit Parasit. Jakarta: Anggota IKAPI